Selasa, 01 Oktober 2013

MPASI Rumahan dan frozen food

 
Jadwal menu MPASI Aidan 6months

Saya sangat senang menjadi ibu, dan menikmati semua prosesi weaning nya Aidan. Jadi, saya tetap ingin saya sendiri yang memasak makanannya Aidan, mengatur porsinya, dan menentukan menu. Sayangnya, karena saya bekerja, dan belum tentu si embak ada waktu 15 menit bikin fresh food, maka saya memutuskan untuk memakai metode frozen food dengan mengacu pada petunjuk di wholesomebabyfood.com dan mpasirumahan.com.

Menu MPASI Aidan bertujuan untuk mengenalkan serealia, buah, dan sayur. Diantaranya ada buah Alpukat mentega, Pisang Sunpride, Apel Royal Gala, dan Pepaya. Untuk sayur ckup Kabocha karena manis. Untuk serealia ada bubur beras merah wangi dan kacang hijau. Semuanya pakai 4x masa tunggu untuk deteksi alergi. 


Jadi, saya biasanya memasak/ membuat makanan Aidan untuk 4 hari kedepan (biasanya di hari Sabtu atau Rabu pas saya libur). Misalnya saya membuat Puree Apel. Stepnya tinggal peel-chop-clean- and steam. Lalu di blender dan disimpan di baby cubes (takaran 35ml untuk 2-3sdt). Nantinya si embak diajarin untuk penyajian, yaitu 1 porsi makan (1 baby cubes) dikukus di panci selama 2-4menit. Sembari mengukus, si embak memanaskan ASIP pakai air termos. Setelah yg dikukus lumer, ditaruh di mangkuk dan dikasih ASIP. 

Ambil sedikit puree lalu taruh di punggung tangan untuk cek masih panas atau tidak. 
Biasanya g sampai 2 menit udah bisa hangat2 dimakan Aidan. Sembari menunggu agak hangat, Aidan dibangunkan lalu didudukkan di bouncer sambil dipakein slaber. Daaan, nyam nyam...


Ini baru jalan 1 minggu 3 hari, tapi alhamdulilah tidak ada tanda2 alergi. Aidan paling sukaaa sama Apel Royal Gala nya...lol. Lumayan juga selera makannya Aidan. Tumbuh sehat ya sayank... :*

MPASI 6 bulan









Aidan sudah lulus s1 ASIX, waktunya MPASI. 

Persiapan MPASI (cari data dan info) udah dilakukan sejak Aidan 4bulan. Jadiiii yang mau saya share di sini adalah:

a.       Prinsip MPASI

Ada 2 aliran untuk complementary food, yaitu WHO dan Food combining. WHO menyarankan bayi diajarkan makan karbo dulu daripada buah untuk menghindari resiko alergi. Sedangkan Food combining menganjurkan buah dulu untuk menghindari resiko konstipasi. Namun demikian keduanya sama2 menyarankan untuk ngasih makan terhitung setelah 180 hari sejak bayi lahir. 

"Practice exclusive breastfeeding from birth to 6 months of age, and introduce complementary foods at 6 months of age (180 days) while continuing to breastfeed." ~ WHO (Guiding Principles for Complementary Feeding of the Breastfed Child).

Kalo untuk bayi prematur, dihitung 180 hari dari HPL. Naah, dalam hal ini saya memilih food combining karena selain menghindari resiko konstipasi, FC juga mengakomodasi anti alergi dengan cara 4x masa tunggu tes alergi. (4 kali makan buah A, jika tidak ada tanda2 alergi, maka lanjutkan saja dengan buah B,C,D,E,F dst) intinya, ini berguna nanti kalo kita mau combine makanan. Bahwa jika PISANG + Pepaya itu gbisa sembarangan digabungin kalau adek bayi alergi pisang di masa tunggunya. (lebih jelasnya cek di jadwal menu mpasi Aidan aja eaa).
Selalu gunakan bahan-bahan organik, sehingga ayah bundanya juga ikutan sehat deh :D

b.      Amunisi MPASI
Yang saya siapkan buat MPASI rumahan Aidan cukup dibeli di pasar Bantengan Bantul dan asibayi.com
-                Panci kukus ukuran sedang
-                Pisau untuk buah dan untuk daging
-                Telenan 2 sisi untuk buah dan daging (ngirit :p)
-                Saringan (buat bikin sari buah juga bisa)
-                Baby cubes n tray (buat frozen food)
-                Hand blender (phiips krn lebih murmer daripada cuisinart)
-                Grinder manual (kalo2 listrik mati)
-                Piring mangkuk n sendok makan
-                Slaber

Asi eksklusif atau sunding susu formula



“ASI mu gak akan cukup. Apalagi kamu kerja. Bayi harus dilatih minum susu formula biar ndak ketagihan ASI. Ntar kalo g cukup gimana?”

“Ukuran PD g menentukan stok ASI lho, banyak yang g keluar kok ASI nya”

“halah, asi eksklusif apaan, bilang aja ngirit. Susu (formula) kan mahal, Cuma orang kaya yang bisa beli.”

Daaaan seterusnya.......

Pernyataan2 itu cukup menghantui saya dan suami sehingga di usia kehamilan 8 bulan, saya saban hari makan sayur bening daun katuk dan di 2 bulan usia Aidan, kami terpaksa membeli 1 kotak susu formula Nutrilon demi supaya menghentikan omongan publik. (itu sufor masih ada, utuh, ditaruh di laci meja komputer bapak saya :D )

Di Jogja, kala hujan deras melanda, suami berbekal instruksi saya via sms, membeli peralatan pumping:
-          Mini electric midela breastpump
-          Coolerbag city style midela (bonus 4 botol)
-          2 dot avent utk newborn (telat dpt info bahwa lebih baik pakai cup feeder)

Tetapi alhamdulilah dengan rajin membuat penuh freezer dengan sekitar setengah liter ASIP, maka pernyataan2 publik itu pun berubah menjadi “ternyata ASI mencukupi ya” (didukung dengan berat badan Aidan yang semakin berkembang dan polahnya yang semakin lucu.
ASI ekslusif adalah komitmen dan keyakinan. Saya pernah mengalami seharian cuman dapat 150ml dari 2 PD. Apa ndak stres itu namanya! 

Finally, saya follow @ID_AyahASI untuk mendapat tips2 laktasi. Saya minum laktamil ibu menyusui, ganti lagi minum Mama Soya, dan ternyata asi BOOSTER itu bukan selalu susu sapi. Tapiiiii semua hal yang menyenangkan dan bergizi. Jadi , saya merubah stimulus asi dengan:

-          Sayur mayur mayuuuur (karena sesungguhnya nutrisi susu formula ada di tukang sayur)
-          Pumping sambil membaca novel Harry Potter/ menonton filmnya (karena saya sukak bgt)
-          Banyakk minum air putih
-          Minum susu cair (kadang sih)

Daaan voila, alhamdulilah dalam sehari saya bisa menandon 7 botol ASIP dengan volume 350-450ml.  Alhamdulilah embak yang momong Aidan juga pinter, jadi Aidan sukses ngASIP dan lulus S1 ASIX.

Kesimpulannya: MAHAL BELI MAKAN BUAT EMAKNYA ITU LEBIH BAIK DARIPADA MAHAL BELI SUSU FORMULA. Insya Allah bayi akan lebih sehat.  Diusahakan dulu ya bund, tapi kalau memang sangat tidak tertolong ya mungkin bisa pakai sufor.

Pemulihan Nifas dan cerita baby blues



Episiotomi menyisakan trauma yang cukup dalam, hehehe. Dari sononya saya itu takut sama luka, lhaini dijahit di ‘sono’ pula. Jadi ya prosesi turun dari ranjang dan jalan kaki sendiri itu baru bisa saya lakukan di hari kedua setengah. Mau pipis takut, mau pup takut, belom nifasnya yang buanyaaak. Waktu pipis, walopun woilet duduk, tapi ya kan tetepa harus ngangkang dikit, itu ya biar dikit ya sakit banget rasanya bunds...

Waktu itu cuman satu yang saya pikirkan,- ini gimana ceritanya sama eksistensi ayat bahwa wanita itu ndak akan mencium bau surga karena suka menggosip (yang which is itu karena faktor bawaan wanita yang suka bercerita, dan btw ngegosip itu parameternya kayak apa gak jelas) itu bikin gedheeeg. Ini kesakitan kayak gini ngga masuk pertimbangan mencium bau surga apa ya. Dan belum lagi karena Aidan lahir 36weeks, atau 3 minggu sebelum HPL, jadi ya walhasil saya dan suami agak shock untuk membiasakan diri bangun malam, menyusui, menggendong, dan macam-macam lagi. Yang terpikirkan di benak saya untuk evaluasi mendatang adalah HIRE ART atau BS sejak hamil 8 bulan. Hosh!

Karena Aidan ada kecenderungan bilirubin yang tinggi, jadi DSPA nya meminta saya untuk datang lagi 3 hari sejak pulang untuk cek Aidan. Ini berangkat naik taksi sama suami doang, dan suami belom bisa gendong Aidan yang masih merah. Jadi yaaa, sebagai bonus, memaksakan diri turun dari taksi sambil gendong bayi di 5 hari nifas itu menyebabkan jahitannya sakit beud buns..
Ketika cek jahitan 1 minggu berikutnya, dr.Merry murka ke saya, karena ada jahitan sebesar ibu jari yang ndak jadi. Doi menuduh saya g makan protein setara 1 ekor ayam per hari. Derfor, saya nekat pulkam dan banyak2 minum kapsul ikan kuthuk yang memang konon katanya protein tinggi. Dan benar saja, rupanya jahitan saya sudah normal kembali 2minggu kemudian. Total pemulihan saya sampai benar2 bisa naik motor, naik sepeda, tanpa rasa sakit adalah sekitar 2 bulan.

Baby blues juga mendera sewaktu rekan sekantor membagikan borang 4 akreditasi yang meminta saya mengisi kolom-kolom karya ilmiah selama bekerja di instansi dalam jangka 1 tahun terakhir. Daaaaaan voila, hanya 1 kolom yang terisi. Sisanya kosong. Kaget! Karena dulunya, saya butuh lebih banyak kolom supaya karya ilmiah saya muat. Jadi ya, harus terima nasib untuk fokus dulu mengurus baby. 0--(8_8)—o

Lahiran normal atau caesar



Selama masa kehamilan, saya dan suami rutin check up ke dokter sebulan sekali. Di awal kehamilan, trimester pertama, saya terpaksa bed rest seminggu karena ada vlek. Beberapa tensions juga cukup membuat tertekan, tapi alhamdulilah saya dikelilingi teman-teman yang selalu mendukung dan menyemangati. Terlebih, suami selalu memonitor saya dari tempatnya bekerja. Dukungan-dukungan itulah yang menyebabkan kehamilan saya berkembang dengan baik.
Sebagai referensi, saya mempercayakan penanganan kehamilan kepada dokter Vincentia Merry, S.POg. di rumah sakit Panti Rapih. Alasannya, karena saya memilh dokter kandungan perempuan, dan rumah sakit yang ANTI SUSU FORMULA, rawat gabung, dan edukasi penanganan bayinya bagus. Untuk tempat kelahiran, awalnya saya berencana untuk lairan di Sragen, biar dekat keluarga. Saya sudah mengajukan cuti tanggal 23 Maret 2013 karena HPL masih tanggal 14 April 2013. Saya pikir lumayan lah 1 bulan untuk istirahat.
Namun demikian, pas tanggal 21 Maret, kamis malam jumat, saya terbangun dalam posisi celana basah kuyup. Saya pikir mungkin saya ngompol. Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, masak iya ngompol sampai sebanyak ini. Lalu saya coba membau bekas ‘ompolan’ itu dan baunya tidak pesing. Saya curiga bahwa itu air ketuban yang rembes. Jadi ternyata faktor kelelahan itu kadang emaknya tidak merasa lelah, tapi kandungannya yang merasakan,
Well, akhirnya, saya menelfon ibu saya, suami saya, teman kerja saya, dan teman karib saya untuk :
-          Memastikan bahwa itu benarlah air ketuban
-          Melakukan langkah-langkah lanjutan untuk identfikasi persalinan
-          Setalah teridentifikasi bahwa memang itu tanda-tanda persalinan, saya mulai mengemas barang-barang
-          Dan dijemput dua teman karib saya, sekitar jam 10 malam, saya ke panti rapih untuk...melahirkan tentunya
Kondisi pecah ketuban, kalau di rumah sakit yang lain, biasanya akan langsung dinyatakan caesar. Tapi tidak dengan Panti Rapih, bahwa semua agen medis (perawat, bidan, dan dokter) menyatakan saya bisa melahirkan dengan cara normal. Sebenarnya, saya takut dengan lahiran normal yang katanya sakit. Tapi saya lebih takut disuntik anestesi, jadi ya bismillahirrahmanirrahim  saya berjuang sebisa mungkin untuk lahiran normal. Suami saya datang sekitar jam 11 malam karena menyusul dari tempatnya bekerja, diikuti ibu saya, dan bapak ibu mertua saya yang tiba sekitar 2 jam berikutnya.
Sebelum proses persalinan, perawat menanyai saya untuk konfirmasi tindakan-tindakan apa saja yang akan dilakukan sebelum-saat-dan sesudah proses persalinan. Diantaranya:
-          Lahiran normal/spontan
-          Jika ibu dan bayi dianggap tidak kuat, maka alternatif 1 diinduksi (pacu) atau 2 caesar.
-          Imunisasi hepatitis B akan langsung diberikan
-          Cek  penglihatan dan pendengaran
-           Cek bilirubin
-          Rawat gabung/pisah
-          Pemilihan kamar (waktu itu pilih VVIP kelas 1 karena kamar lain habiiiis—untung dapet rapelan dari kantor :p :D )
Setelah dicek, ternyata dalam semalam anak saya nyaman di bukaan 1. Alhasil, pagi jam tujuh, saya dimasuki alat untuk mengosongkan perut lewat lubang anus, lalu mandi dan sarapan, dan jam 8 saya disuntik (akhirnya disuntik juga) induksi (yang katanya terbaik) untuk mempercepat bukaan. Setelah berjibaku 5 jam, saya hampir menyerah untuk meminta caesar , tapi semua crew (2 bidan, 3 perawat, 2 asisten dokter) mengatakan: “nanggung kalo mau sesar mbak, ini ibarat dari jogja mau ke solo udah sampai kartasura. Makin cepat bayi keluar memang makin sakit”. Dan alhasil, sekitar jam 2.15 anak laki-laki saya keluar dengan selamat.
Dokter mengatakan bahwa dia melakukan tindakan episiotomi (menggunting sedikit jalan lahir untuk mempermudah bayi keluar) dengan 3 jahitan luar dan 13 jahitan dalam. Dokter menegaskan bahwa saya harus banyak2 makan protein (setara 1 ekor ayam dalam sehari) untuk mempercepat penyembuhan luka.
Setelah diadzanin, dibersihkan, dan ditimbang, putra kami: Aidan Akbar dan saya menuju gedung Carolus untuk pemulihan.
Alhamdulillah ya Allah, atas bantuanMu.